Laporan : Edwar Mulfen
Senin 21 Februari 2022
Kilas Bengkulu, Lebong – Muhammad Nafiz balita usia (22 bulan) anak kedua dari pasangan suami istri Mikail dan Otaria warga desa Suka Marga, kecamatan Amen, kabupaten Lebong, provinsi Bengkulu, diagnosa G80.9-Infantile cerebral palsy, unspecified, disambangi oleh tim dinas kesehatan kabupaten lebong dikediamannya, pada hari Selasa lalu (15-02-22).
Pemerintah kabupaten Lebong, provinsi Bengkulu dibawah pimpinan bupati Lebong kopli Ansori dan wakil bupati Lebong Drs. Fahrurrozi M.Pd, pantas diapresiasi terkait keperdulian serta komitmennya untuk membawa Lebong menjadi lebih baik lagi di semua sektor, hal itu diterapkan dan benar-benar dirasakan oleh masyarakat Lebong, melalui berbagai program kemudian direalisasikan langsung oleh Bupati dan wakil bupati Lebong dengan tidak sungkan-sungkan turun langsung kelapangan, mulai dari menghampiri masyarakat secara langsung, sampai meninjau lokasi-lokasi yang menjadi problem atau kendala masyarakat Lebong di semua bidang termasuk masalah sosial misalnya, ini bentuk dedikasih era kepemimpinan kopli-rozi demi mewujudkan masyarakat Lebong yang bahagia dan sejahtera.
Pantauan biro media ini, melalui dinas kesehatan kabupaten Lebong, bupati dan wakil bupati Lebong merespon berbagai informasi maupun laporan masyarakat Lebong, dibincangi diruang kerjanya, kepala dinas kesehatan sekaligus plt.direktur RSUD Lebong, Rahman, mengatakan, berdasarkan informasi yang diterima pihaknya akses melalui rilis brita di media kilas bengkulu sebelumnya dan informasi dari masyarakat, serta mengacu dengan himbauan bupati dan wakil bupati untuk selalu sigap, siap dan cepat tanggap terkait berbagai persoalan khususnya di bidang kesehatan terlebih lagi kesehatan bagi masyarakat yang tergolong tidak beruntung (masyarakat yang tidak mampu), seperti kondisi anak kita Muhammad Nafiz ini misalanya, Katanya kadis Dinkes Lebong.
Lanjut Rahman, melalui tim pihak dinas kesehatan, sudah mengunjungi kediaman anak kita Nafiz, untuk mengetahui dan melihat secara langsung kondisi serta kendala apa saja yang menjadi problem, berdasarkan laporan tim, Nafiz sesuai dengan rekam jejak medisnya, pernah mendapatkan pelayanan medis mulai dari Pukesmas, RSUD Lebong, kemudian dirujuk ke Bengkulu dari Bengkulu merujuk ke Rumah sakit di jakarta, mengingat kondisi kedua orang tua Nafiz yang tergolong sebagai keluarga yang kurang mampu kita menjamin kesehatan Nafiz dengan memberikan kartu BPJS berobat gratis, memang sebelumnya Nafiz berobat sebagai salah satu pasien jaminan BPJS tapi kartu yang digunakan selama ini kartu BPJS dari perangkat desa karena sebelumnya orang tua Nafiz ini merupakan salah satu perangkat desa setempat, namun sekarang orang tua dari Nafiz telah menarik diri atau mengundurkan diri sebagai perangkat desa di Desa tersebut.
“Mengingat pos dan kos anggaran Di Dinas Kesehatan maupun RSUD sendiri tidak ada anggaran pendampingan atau biaya lainnya, maka kami hanya bisa menjamin untuk kartu BPJS berobat gratis untuk anak kami Nafiz, namun kami akan berkoordinasi ke OPD terkait lainya dan meminta arahan serta petunjuk pimpinan (Bupati dan wakil Bupati) terkait kendala-kendala yang ada di lapangan serta kami berharap kepada semua pihak agar saling bahu membahu untuk membantu meringankan biaya pengobatan anak kita Nafiz sehingga bisa melaksanakan proses pengobatan sesuai rujukan dan jadwal yang sudah ada, untuk melaksanakan MRI di RSCM Jakarta,” tutup Rahman.
Terpisah kedua orang tua Muhammad Nafiz kepada biro media ini mengatakan, pihaknya atas nama keluarga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas bantuan dan keperduliannya, baik bantuan moril maupun materil, khusunya kepada pemerintah kabupaten Lebong (bupati dan wakil bupati), dinas kesehatan, puskesmas, RSUD Lebong, ormas GARBETA provinsi Bengkulu-lebong, media kilasbengkulu.com, dan darma wanita unit sekretariat DPRD Lebong. Keluarga pun masih berharap bantuan semua pihak untuk biaya pengobatan agar dapat memenuhi rujukan dari rumah sakit M.yunus bengkulu ke rumah sakit RSCM Jakarta, tanpa bantuan dari para dermawan besar kemungkinan kami tidak dapat memenuhi jadwal MRI pada tanggal 18 April 2022 mendatang di RSCM Jakarta.
“Atas bantuan semua pihak sekali lagi kami ucapkan terimakasih dan besar kemungkinan kami tidak dapat membalasnya, namun kami sekeluarga mendo’akan agar mendapatkan ganjaran pahala serta dipermudah semua urusannya dan diberikan Rizki yang berkah dari Allah SWT, Aamiin,” tandas kedua orang tua Muhammad Nafiz.
Editor : Redaksi.