Laporan : Edi Yanto
Kamis, 15 Oktober 2020
Kilas Bengkulu, Utara – Bapak Pembagunan yang di sampaikan oleh segelintir orang terhadap kepimpinan era Calon petahana sebagai lawan KOLOM KOSONG selama menjabat sebagai Bupati Bengkulu Utara, terbantahkan oleh ketua tim pemenangan nya sendiri.
Sonti Bakara, SH, selaku Ketua DPRD dan sekretaris DPC PDIP Bengkulu Utara, di tunjuk pasangan Calon Petahana untuk melawan KOLOM KOSONG Sebagai ketua tim kemenangan di pilkada 9 Desember 2020. Diketahui telah mendapat satu unit mobil mewah jenis Toyota Hilux BD 9555 SG, sebagai alat penunjang operasional untuk kampanye mensosialisasi ke masyarakat diberbagai Desa. Sementara warga hanya akan mendapatkan janji – janji politik belum tentu bisa direalisasikan jika menang nantinya. karena calon petahana telah mengeluarkan kost biaya politik cukup mahal, sehingga harus mengembalikan dana yang sudah di keluarkan. Seperti hal nya mobil mewah yang di dapatkan ketua tim nya.Sementara KOLOM KOSONG tidak punya agenda politik, apa lagi partai politik, tentu tidak ada anggaran Dana. Namun jika bisa memenangkan pertarungan pilkada di Bengkulu Utara, 9 Desember 2020 nanti, tentu Bupatinya dari kalangan birokrasi (ASN) yang di usulkan Gubernur, di SK kan Mendagri. Tidak akan berusaha mencari anggaran untuk mengembalikan biaya cost politik yang sudah di jalani atau di keluarkan, seperti calon petahana. Untuk itu Bupati dari KOLOM KOSONG dapat fokus gunakan anggaran APBD atau APBN secara maksimal guna membangun Daerah ini di setiap kecamatan atau desa yang ada.
Kurang adanya keberhasilan pembangunan di wilayah kabupaten Bengkulu Utara, termasuk berbagai paket proyek tidak selesai dikerjakan pada era kepemimpinan Calon Petahana sebelumnya, menyebabkan gelar bapak pembangunan, terbantahkan oleh ketua tim nya sendiri. Hal ini dapat di lihat dari hasil konfirmasi pihak media ini terkait mobil mewah yang terparkir di halaman rumah Dinas DPRD BU, jenis Toyota Hilux BD 9555 SG, yang diduga di berikan pihak pasangan Calon atau keluarga pasangan Calon di gunakan sebagai alat transportasi berkampanye untuk mempengaruhi warga Pemilih memenangkan paslon yang di usung nya. Dikatakan mobil itu pinjam pakaikan untuk digunakan pulang ke dusun akibat infrastruktur jalan yang banyak rusak (Buruk), tentu hal ini dapat dijadikan pengakuan atau kejujuran pihak calon petahana bahwasannya pembagunan belum berhasil selama di pimpinnya.
“Mobil tersebut di pinjam pakaikan untuk pulang Dusun, setiap hari libur kerja. Perlu di ketahui jalan masuk ke dusun saya banyak yang rusak (Buruk),” ungkap Sonti Bakara.
Editor : Redaksi