KilasBengkulu.com Lugas, Tandas, Akurat
Laporan: Edi Yanto
Selasa 18 Agustus 2020
Kilas Bengkulu Utara – Terkait Suara keras dan permitaan anggota dewan kabupabaten Bengkulu Utara (BU), Provinsi Bengkulu, di berbagai media, masalah data dinas Kominfo pimpinan Sasman,SP, diangap sekedar gertakan dan angin lalu belaka, Berdasarkan pantauan media ini, belum ada tindakan nyata. Hal ini terbukti sudah beberapakali surat permintaan data yang di ajukan lembaga dewan tidak dihiraukan Kepala dinas Kominfo Bengkulu Utara, hingga hari ini Selasa (18/8/2020).
Sebelumnya ketua komisi dan sekretaris komisi komisi III, Dwi Tanto, mengatakan, Sudah Gram terhadap Dinas Kominfo Bengkulu Utara, bahkan telah menyediakan format data yang di pinta oleh komisi III. Untuk itu kepala dinas Kominfo Sasman,SP, tinggal mengisi format tersebut. Jika tidak juga mengerti untuk membuat dan mengupdate data sudah terlalu, contoh nya sudah di kirim.
Baca Juga : https://kilasbengkulu.com/2020/06/12/dana-publikasi-dinas-kominfo-bu-miliaran-rupiah-era-sasman-mengatur-anggaran-dinas-lain/
Baca Juga : https://kilasbengkulu.com/2020/08/11/sekda-dr-haryadi-serahkan-ke-komisi-3-dwi-tanto-gram-kadis-kominfo-permainkan-lembaga-dewan/
Salah satu stab sekretariat komisi III, kepada media ini mengatakan, hingga hari ini pihak dinas Kominfo Bengkulu Utara, belum menyerahkan data yang di inginkan oleh komisi III.
“Contoh format pengisian data yang diminta oleh komisi III, sudah pihak kita berikan ke pihak Dinas kominfo Bengkulu Utara. Namun sampai hari ini (18/8), data tersebut belum disampaikan ke pihak kami, alias belum ada balasannya, Apa masalah nya lagi, saya kurang mengerti,” ungkapnya.
Kepala dinas Kominfo Bengkulu Utara, (Sasman, SP, red) yang diduga telah mengatur angaran publikasi dinas lain. Serta memiliki anggaran publikasi yang telah di sepakati pihak Dewan dan pemkab Bengkulu Utara, pada APBD tahun 2020, yang tertulis diantaranya, Program kerjasama informasi dengan media masa sebesar Rp.1.600.000.000 miliar, Menyebarluaskan informasi pembagunan daerah Rp. 1.500.000.000 miliar, masih memilih bungkam hingga hari ini, dan engan transparan terhadap publik.
Editor: Redaksi.
