KilasBengkulu.com Lugas, Tandas, Akurat
Laporan : Anel Yadi
Minggu, 29 September 2024
Kilas, Benteng – Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Salah satu masalah kekurangan gizi yang masih cukup tinggi di indonesia terutama masalah kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan berat badan bayi yang lahir rendah dan kekurangan gizi pada balita termasuk stunting.
Pemenuhan gizi dan pelayanan kesehatan pada ibu hamil perlu mendapat perhatian untuk mencegah terjadinya stunting. Stunting akan berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak dan status kesehatan pada saat dewasa.
Penanggulangan stunting menjadi tanggung jawab bersama, maka melalui pemerintah desa (Pemdes) Keroya Kecamatan Pagar Jati kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) provinsi Bengkulu, mengelar musyawarah penyuluhan perlindungan anak dan pencegahan stunting pada hari Rabu (25/09/2024) lalu.
Dalam musyawarah pencegahan stunting desa Keroya Kecamatan Pagar Jati tersebut, diantaranya, Kepala Desa, Babinsa, babinkamtibmas, pihak camat, Pendamping Desa, Anggota BPD, Perangkat Desa, Kader Posyandu, Petugas Puskesmas, Tokoh masyarakat serta masyarakat undangan lainnya. Berdasarkan data di Desa Keroya saat ini, ibu hamil sebanyak 7 orang, indikasi stunting sebanyak 4 orang, jumlah balita sebanyak 21 orang.
Mawardi, selaku Kepala desa Keroya, mengajak semua lapisan masyarakat secara bersama – sama membantu untuk pencegahan stunting, yang di mulai dari remaja, ibu hamil dan anak-anak. Penyuluhan perlindungan anak dan pencegahan stunting anggaran 2024 telah dilaksanakan pada hari Rabu lalu.
“Pihak kita telah melakukan penyuluhan perlindungan anak dan pencegahan stunting anggaran 2024 hari Rabu lalu. Sesuai dengan intruksi pemerintah pusat dan peraturan presiden tentang Percepatan Penurunan Stunting, dan wajib menjadi kegiatan Prioritas yang dianggarkan dari Dana Desa dalam mewujudkan sumber daya manusia unggul menuju Indonesia maju dan sejahtera,” kata Mawardi
Editor: Redaksi.
