Laporan : Buyung Rahim
Senin, 29 April 2024
Kilas, Bengkulu Kaur – Pemerintah kabupaten (Pemkab) Kaur kembali mengikuti rakor Inflasi yang dilaksanakan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dalam upaya menjaga stabilitas ekonomi lokal yang menandakan komitmen berkelanjutan untuk mengatasi tantangan inflasi yang dihadapi daerah-daerah di seluruh Indonesia. Rapat ini diikuti secara virtual oleh seluruh Pemerintah Daerah di Indonesia termasuk Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Kaur. Rapat ini bertempat di Aula Lantai III Setda Kaur, Senin (29/04/2024).
Rapat dibuka dengan pemaparan oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian yang menjelaskan mengenai kondisi terbaru inflasi di Indonesia.
Tito memaparkan perkembangan inflasi nasional secara y-on-y di angka 3,05%, sedangkan untuk m-to-m sebesar 0,52%. Dari angka tersebut Tito, menyimpulkan perkembangan inflasi di indonesia masih terbilang baik, namun Tito menghimbau untuk seluruh jajaran pemerintah dapat terus mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang seimbang dan berkelanjutan.
PLT Kepala Badan Statistik Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan secara nasional, jumlah Kabupaten/Kota yang mengalami kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) di minggu ke-4 Bulan April mengalami kenaikan dibanding dengan minggu sebelumnya. 5 Kabupaten/Kota dengan kenaikan IPH tertinggi diantaranya Kab. Mempawah, Kab. Boolang Mongondow Selatan, Kab. Barito Kuala, Kab. Keroom, dan Kab. Seram Bagian Barat.
Sementara itu, Amalia juga menerangkan beberapa komoditas penyumbang utama IPH menurut wilayah yaitu, dari sejumlah Kabupaten/Kota di Pulau Sumatera yang mengalami kenaikan IPH, kenaikan tertinggi terjadi di Kabupaten Aceh Jaya dengan nilai IPH 2,00% dan komoditas penyumbang andil terbesar kenaikan IPH didominasi oleh Bawang Merah dan Daging Ayam Ras. Sedangkan dari sejumlah Kabupaten/Kota di Pulau Jawa yang mengalami kenaikan IPH, kenaikan tertinggi terjadi di Kabupaten Banjarnegara dengan nilai IPH 2,64% dan komoditas penyumbang andil terbesar kenaikan IPH didominasi oleh Bawang Merah dan Daging Sapi.
Di Kesempatan yang sama, Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional Dr. Sarwedi, menjelaskan, aksi dan kebijakan yang dilakukan Badan Pangan Nasional untuk pengendalian inflasi pangan.
“Update 23 April 2024, proyeksi neraca pangan nasional tahun 2024 bahwa data proyeksi sampai dengan Desember 2024 masih terbilang aman, contohnya untuk beras dengan catatan produksi dalam negeri mencapai 3,3 juta ton beras dan untuk impor di Januari-Maret sudah terealisasi 1,4 juta ton kemudian April-Desember proyeksi impor 3,7 ton sehingga total ketersediaan 5,1 juta ton, dapat disimpulkan stok sampai dengan akhir desember 2024 ini kita punya cadangan beras sekitar 10 juta ton” terangnya.
Selain beras, Sarwedi juga mengatakan bahwa ketersediaan jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, dan beberapa komoditas lainnya masih tercukupi.
Selain itu Badan Pangan Nasional juga mengapresiasi peran aktif Pemerintah Daerah dalam menjalankan Program Gerakan Pasar Murah yang telah dilaksanakan sebanyak 4020 kali GPM per 26 April 2024 di 37 Provinsi dan 401 Kab/Kota.
Editor : Redaksi.