Laporan : Edwar Mulfen
Minggu, 02 Oktober 2022
Kilas Bengkulu, Lebong – Untuk menepis isu kabupaten Lebong provinsi Bengkulu tidak dapat melakukan tanam padi dua atau tiga kali dalam setahun, pemerintah daerah pada era Bupati Kopli Ansori, mulai memprogram masa tanam dua kali dalam satu tahun (MT II). Program ini merupakan Salah satu upaya pemerintah daerah untuk mensejahterakan para petani padi.
Bukti ini dapat dilihat secara langsung keberhasilan pemkab Lebong pada era Bupati Kopli Ansori, saat terjun ke lokasi persawahan dalam acara panen perdana program Musim Tanam ke dua (MT-II), di Desa Talang Leak Dua, Kecamatan Bingin kuning, pada hari Minggu (02/9/2022).
Kedatangan Bupati Kopli, bersama jajarannya pada hari libur tersebut, disambut antusias pemerintah desa (Pemdes) dan masyarakat Talang Leak dua maupun warga sekitarnya, karena telah berhasil mensukseskan program MT II melalui tanam dua kali dalam satu tahun.
Pada kesempatan ini Bupati Kopli, terhadap awak media mengatakan, sangat mengapresiasi kepada pemerintah Desa Talang Leak Dua maupun masyarakat petani padi sawah, karena berkat kerja keras dan kesadaran para petani serta didukung oleh pemerintah desa maupun pemerintah daerah (Dinas terkait) program MT-II ini dapat dinyatakan sukses, dalam wilayah desa Talang Leak Dua kecamatan Bingin Kuning pada tahun 2022, dibuktikan dengan panen perdana dan hasilnya sangat memuaskan para petani itu sendiri.
“Alhamdulillah hari ini kita telah menggelar panen perdana MT-II, dengan hasil yang sangat memuaskan. Semoga ini menjadi awal kembalinya kabupaten Lebong sebagai lumbung Beras di provinsi Bengkulu kedepannya,” harap Bupati Kopli.
Lanjut Bupati Kopli, tantangan terberat program MT-II ini bukan soal sektor pendukung. Sebab, seluruh sektor pendukung telah dipersiapkan dengan matang. Untuk persiapan lahan, seperti Hand Traktor disediakan dengan status pinjam pakai. Begitu juga dengan Festisida beserta Racun Tikus dan Hama lainnya. Bahkan, pupuk bersubsidi juga telah dijamin ketersediaannya untuk para petani.
“Yang berat itu meyakinkan masyarakat petani padi di daerah kita, serta membiasakan untuk mencoba tanam dua atau tiga kali dalam setahun. Setiap usaha, gagal sudah biasa, sebelum berhasil.
Tugas kita bersama adalah dapat meyakinkan masyarakat petani persawahan, bahwa tujuan MT-II ini untuk mensejahterakan masyarakat. Diharapkan dengan sukses dan berhasilnya MT-II di Desa Talang Liak Dua, menjadi pemicu atau semangat baru bagi masyarakat petani persawahan kabupaten Lebong, pada tahun – tahun akan datang. Serta dapat meyakinkan para petani kita, setiap usaha keras pasti dapat memuaskan hasil nya, dengan kata lain usaha tidak akan mengkhianati hasil,” ungkap Kopli.
Sementara itu Aprildo, selaku kades Talang Leak Dua, mengatakan, sangat berterimakasih kepada perintah daerah yang telah memprogramkan MT II, serta mempermudahkan masyarakat petani untuk memperoleh alat – alat pendukung lainya
“Alhamdulillah pada hari ini pemdes dan masyarakat petani persawahan desa Talang Leak Dua, berhasil dan sukses dalam mendukung salah satu program prioritas pemkab Lebong, yaitu MT-II, dengan bukti nyata melaksanakan panen perdana dengan luas hamparan mencapai 20 Hektar dari 120 Hektar yang ikut program MT II. Sementara lahan seluas 100 hektar lagi akan panen raya pada bulan ini juga, berkisar sekitar tanggal 20 Oktober 2022,” ujar Aprildo.
Lanjut Aprildo, keberhasilan dan kesuksesan petani padi dalam program MT II ini, merupakan kerja keras bersama, baik dari pemerintah daerah, Pemdesa, penyuluh maupun kesadaran para petani itu sendiri, untuk mencoba dari tidak mungkin menjadi mungkin dilakukan, dalam wilayah Lebong ini, untuk kebahagiaan dan kesejahteraan petani itu sendiri.
“Melihat dari luasnya lahan Pertanian persawahan di daerah ini, program MT-II yang ditawarkan pemkab Lebong melalui Bupati Kopli, sangat brilian. Karena program tersebut diyakini mampu meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan warga nantinya. Maka harus ada keberanian masyarakat dalam mengubah kebiasan dari tanam satu kali dalam satu tahun, menjadi dua kali dalam satu tahun, bahkan jika memungkinkan tiga kali tanam dan panen dalam satu tahun, seperti daerah lainnya. Gagal dalam berusaha itu biasa, tapi jangan mudah putus asah untuk terus mencoba. Terkait dengan hama diyakini lambat laun secara bersama-sama dapat kita atasi,” tandas Aprildo.
Editor : Redaksi.