Laporan : Edwar Mulfen
Kamis, 03 Febuari 2022
Kilas Bengkulu, Lebong – Demam berdarah dengue (DBD) bisa menyerang siapa saja, baik orang tua maupun yang masih muda bahkan anak-anak, pada tahun 2021 tercatat kasus demam berdarah dengue (DBD) yang ditangani oleh pihak medis RSUD lebong sebanyak 157 kasus akibat dari gigitan nyamuk Aedes aegepti dan Aedes albopictus betina yang membawa virus dengue.
Terhadap Kabiro media ini, Kepala Dinas kesehatan Lebong sekaligus sebagai pelaksanaan tugas (PLT) Direktur RSUD Lebong, Rachman, melalui via whatsapp mengatakan, kasus demam berdarah dengeu (DBD) kembali menyerang masyarakat kabupaten lebong, terhitung dari bulan Januari – februari 2022 kembali RSUD Lebong menangani kasus yang sama, tercatat 19 kasus penderita demam berdarah dengue (DBD) yang ditangani pihak RSUD Lebong, dari 19 kasus tersebut dinyatakan satu orang telah meninggal dunia akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus betina yang membawa virus dengue, kata Rachman. (03-02-2022)
Lanjut Rachman, untuk menekan kasus demam berdarah dengeu (DBD) di kabupaten Lebong ini, pihak dinkes maupun RSUD Lebong akan terus berupaya melakukan pencegahan maupun penangan terhadap masyarakat yang terserang penyakit damem berdarah dengeu (DBD) secara maksimal.
“Kita sudah lakukan berbagai upaya pencegahan sekaligus memutus mata rantai nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, mulai dari penyemprotan insektisida (fogging) membagikan obat pembasmi jentik nyamuk (bubuk Abate, biolarvasida), serta mensosilisasikan kepada masyarakat tata cara hidup bersih dan sehat dengan harapan objek tempat berkembang biak nyamuk tidak lagi ada disekitar tempat tinggal kita,” tandas Kadis.
Terpisah Bupati Lebong, Kopli Ansori, saat dibincangi biro media ini, terkait kasus demam berdarah dengeu (DBD) yang menjadi trending topik saat ini, di bumi swarang Patang stumang mengatakan, dirinya (Bupati red) sudah mendapatkan laporan baik dari masyarakat, OPD teknis terkait maupun informasi terupdate yang dirilis oleh rekan-rekan media, sahut Bupati termuda di provinsi Bengkulu yang dikenal rama ini, saat ngantor di desa lemeupit, Rabu (02-02-22) kemaren.
“Alhamdulillah, saat ini OPD teknis sudah melakukan upaya terbaiknya, mulai dari upaya pemberantasan jentik atau nyamuk demam berdarah dengeu (DBD) sampai dengan penanganan pasien yang diserang penyakit demam berdarah dengeu (DBD) secara maksimal, semoga ini bisa menekan kasus demam berdarah dengeu (DBD) yang saat ini lagi melanda masyarakat Lebong,” harap bupati muda yang Rama ini.
Kesempatan itu pula bupati Lebong, Kopli Ansori mengatakan, kabupaten Lebong menurut letak geografisnya, adalah daerah berlembah, persawahan, rawa dan danau artinya daerah yang lembab, selain itu Lebong juga memiliki musim penghujan dengan curah hujan yang cukup tinggi yang mengakibatkan genangan air disekitaran tepat tinggal atau pemukiman penduduk sehingga dapat dijadikan sebagai objek berkembang biak bagi nyamuk Aedes aegypti dan aedes albopictus yang dikenal oleh masyarakat sebagai nyamuk penyebab demam berdarah, mungkin ini salah satu faktor penyebab Lebong sering kali menjadi sasaran kasus penanganan demam berdarah dengeu (DBD) setiap tahunnya.
“Secara umum, iklim adalah faktor kunci yang mengendalikan di mana spesies seperti nyamuk dapat hidup. Ketika iklim berubah, nyamuk akan berpindah mencari habitat yang cocok agar bisa terus berkembang biak. Maka saya menghimbau, kepada seluruh masyarakat Lebong yang saya cintai agar senantiasa hidup bersih, untuk memutus mata rantai penyebaran virus dengeu atau DBD ini, saya harap semua elemen dapat berkerja sama dan berkolaborasi dengan baik, tanpa dukungan dari masyarakat tidak mungkin program pemerintah dapat terlaksana dan sukses, seperti halnya program pemberantasan nyamuk untuk memutus mata rantai demam berdarah dengeu (DBD) yang saat ini melanda lebong.
Tentu itu bisa dimulai dari diri kita dan lingkungan kita masing – masing, misalnya tidak membuang sampah sembarangan, rutin membersihkan bak penampungan, menggunakan bubuk pembasmi jentik nyamuk, menggunakan obat nyamuk, memakai kelambu,dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk lainnya yang cenderung bisa mengundang atau berpotensi sebagai objek tempat berkembang biak nyamuk,jika ini dapat kita terapkan saya yakin kita akan terhindar dari nyamuk demam berdarah dengeu (DBD),” tandas Bupati
Editor : Redaksi.