Laporan : Edi Yanto
Selasa, 27 Oktober 2020
Kilas Bengkulu, Utara – Salah satu Pensiunan PNS yang sudah lama menetap di kabupaten Bengkulu Utara, yang lahir di Suka Negeri Seginim kabupaten Bengkulu Selatan, juga merupakan tokoh SEMAKU di Kabupaten Bengkulu Utara, beda pandangan dalam menyalurkan aspirasi untuk menentukan hak pilihnya di pilkada Bupati, yang akan di selenggarakan tanggal 9 Desember 2020 nantinya.
Juwahir, Selaku warga masyarakat Bengkulu Utara, yang lahir tanggal 24 Juli 1960, di Suka Negeri Seginim kabupaten Bengkulu Selatan (MANNA), yang sudah lama menetap menjadi bagian warga Desa Karang Anyar I, kecamatan Kota Arga Makmur, menjelaskan, perbedaan pandangan dan pilihan dalam politik itu biasa – biasa saja, tergantung kepentingan masing – masing, namun bukan menjadikan perbedaan itu permusuhan atau tidak lagi menjalin silaturahmi di antara kita, jelasnya, di kediamannya pada hari Selasa (27/10/2020)
“Khusus di pilkada Bupati Bengkulu Utara, saya pribadi dengan secara sukarela menyampaikan kepada masyarakat luas, bahwa ikut di barisan bagian tim utama relawan KOLOM KOSONG, tidak pernah membawa organisasi FKKB – SEMAKU, ataupun organisasi asal kelahiran saya, yaitu Ikatan Keluarga Masyarakat Seginim (IKMAS), dalam melakukan sosialisasi ke masyarakat. Jika ditanyakan saya kelahiran Bengkulu Selatan, maka saya jawab itu benar, adanya,” jelas Juwahir.
Lanjut Juwahir, dirinya terjun langsung ke masyarat dalam mensosialisasi dan memperjuangkan demokrasi KOLOM KOSONG, tujuannya adalah membantu secara sukarela pihak penyelenggara pemilih umum, dalam menekan terjadinya Golput secara besar – besaran akibat pilkada Bupati kali ini yang di ikuti Paslon tunggal, maka supaya masyarakat mengetahui ada pilihan selain Calon tunggal solusinya ada pada KOLOM KOSONG (KOKO). Bila ada pihak – pihak atau oknum – oknum yang mendata dan coba – coba ingin bermain politik Uang, maka Uangnya diambil pilihan jangan di berikan kepada paslon yang di arahkan oknum tersebut.
“Saya tertarik menjadi relawan KOLOM KOSONG, berawal hasil dari berpergian ke lapangan menangkap aspirasi berbagai suku masyarakat yang bertanya – tanya, kalau kita tidak mau memilih calon Bupati yang berserak baliho nya saat ini, bisa di jatuhkan pilihan kemana. Menangkap aspirasi berbagai masyarakat tersebut, maka secara pribadi saya (Juwahir red), tertarik bergabung dengan tim Relawan KOLOM KOSONG,” katanya.
Lebih jauh Juwahir, menerangkan, hasil pantauan nya secara pribadi di lapangan antusias masyarakat terhadap KOLOM KOSONG di Pilkada Bupati Bengkulu Utara, pada tanggal 9 Desember 2020 nanti cukup besar, bahkan diperkirakan kini sudah mencapai 63 %. Dengan sisa waktu lebih dari satu bulan lagi, hari ha pencoblosan bisa saja mencapai 80% nantinya.
“Saya tidak ada unsur sakit hati ikut dalam tim relawan KOLOM KOSONG. Ini merupakan panggilan hati menyerap aspirasi semua keluarga besar berbagai etnis dan suku yang ada di Bengkulu Utara, untuk menyelamatkan demokrasi lebih baik dan sehat dalam wilayah Kabupaten Bengkulu Utara kedepanya. Agar partai politik sebagai kendaran untuk berdemokrasi tidak bisa dikuasai dan diborong oleh calon tunggal seperti yang terjadi saat ini. Makanya terus – menerus pihak kita menyebar ke seluruh kecamatan dan desa mensosialisasikan kepada masyarakat agar tidak Golput, Tidak puas kepemimpinan calon tunggal selama lebih kurang 5 tahun ini, ada solusi yang di sediakan untuk memilih KOLOM KOSONG. Jika KOLOM KOSONG menang pembagunan tetap berlanjut karena angaran telah di sediakan pihak eksekutif dan legislatif, bahkan tidak menutup kemungkinan akan lebih besar lagi tersedia anggarannya, karena Bupati dari KOLOM KOSONG, yang di usulkan gubernur di SK kan Mendagri tentu dari kalangan birokrasi (PNS), yang tidak punya kepentingan Politik Sebab tidak punya partai Politik, untuk mengembalikan anggaran politik yang sudah di keluarkan selama ikut di pilkada Bengkulu Utara kali ini, tutup Juwahir.
Editor : Redaksi