Laporan : Rozi, HR
Kamis, 6 Februari 2020.
Kilas Bengkulu Utara – Berlimpah ruahnya kekayaan alam di kabupaten Bengkulu Utara Provisi Bengkulu, salah satunya Potensi Batu Bara, yang menggiurkan bagi para investor, khusus nya pengusaha batu bara seperti PT. Bumi Arma Sentosa (BAS), di Desa Air Banai Kecamatan Hulu Palik, untuk mencari dan meraup keutungan yang sebesar – besarnya, di duga tampa memperdulikan lingkungan di sekitarnya.
Di wilayah provinsi Bengkulu, Khususnya Kabupaten Bengkulu Utara sebelum pemekaran Mukomuko dan Benteng Salah satu daerah, yang banyak di minati investor, yang bergerak dari berbagai bidang, karena di daerah ini kaya dengan hasil bumi. Masuknya investor ke daerah seharusnya dapat membantu pihak pemerintah daerah dalam mengurangi angka pengangguran dan angka kemiskinan serta mendogkrak (PAD), maupun kesejahterakan desa peyangga di daerah operasi nya perusahaan tersebut.
Baca Juga : https://kilasbengkulu.com/2020/02/05/tuju-kepala-desa-lapor-pt-bas-bergerak-bidang-batu-bara-di-desa-air-banai/
Hal tersebut tidak berlaku terhadap PT. Bumi Arma Sentosa (BAS), yang mengelola Batu Bara di desa Air Banai Kecamatan Hulu Palik Bengkulu Utara. Peristiwa ini terbukti dari pengaduan 7 Kepala Desa penyangga terhadap Bupati Ir.H.Mian, pada tanggal 15 Januari, dengan nomor Surat : 01/GKD/1/2020, diduga tentang keresahan masyarakat terhadap keberadaan PT. BAS, kini sudah dianggap urgent yang patut menjadi perhatian publik.
Tidak tanggung – tanggung dalam surat laporan 7 kepala Desa Itu, terhadap Bupati ada 9 Point diantaranya pihak PT. BAS, selama ini tidak memprioritaskan tenaga kerja lokal, adanya Pencemaran udara, adanya Kerusakan atau kotoran di jalan umum, Galian Tambang Batu Bara terlalu dekat dengan pemukiman warga, akibat adanya Galian Tambang banyak lobang yang tenggagah, tidak ada CSR terhadap masyarakat, Perusahaan bergerak tanpa ada izin dari pemerintah desa, saat beroperasi pada malam hari suaranya mengganggu ketenangan masyarakat yang ingin beristirahat, diduga Pihak perusahaan PT. BAS tidak punya etika dalam bekerja, kata kades desa penyangga, sebelumnya.
Editor : Redaksi