Laporan: Edwar Mursidi
Selasa, 28 Januari 2020
Kilas Bengkulu Selatan – Diduga Era Bupati Gusnan Mulyadi Pilkades Kabupaten Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu, akan molor, hal ini ketahui setelah di konfirmasi Media online Kilasbengkulu.com, terhadap kepala dinas Badan Pemerintahan Masyarakat Desa (BPMD) Bengkulu Selatan, Hamdan Sarbaini, pada hari Selasa (28/1), Sekitar pukul, 11. 38 WIB, usai rapat kerja dengan Anggota dewan di Kantor DPRD Bengkulu Selatan.
“Untuk di ketahui bahwa pemilihan kepala desa di kabupaten Bengkulu Selatan tahun 2020 ini, bisa dipastikan molor lagi, di sebabkan masalah anggaran yang di usulkan kemarin sekitar Rp. 1,4 milyar hanya disepakati Rp.740 juta. Setelah dilakukan verefikasi lagi oleh pihak DPRD Bengkulu Selatan hanya tinggal Rp. 515 juta”, kata Hamdan Sarbaini
Lanjut Kepala DPMD Bengkulu Selatan, ia sudah berupaya untuk melaksanakan pilkades di Bengkulu Selatan secepatnya, akan tetapi dengan dana Rp. 515 juta, tidak akan mencukupi pelaksanaan Pilkades sekitar 74 desa tersebut. Untuk itu di pastikan dalam waktu dekat ini tidak ada pilkades di Kabupaten Bengkulu Selatan, masalah DPA Pilkades tahun 2020 sudah jadi, namun masih menunggu perubahan anggaran, kalau sudah ada kesepakatan penambahan dana dari pihak DPRD akan kita laksankan pilkades secepatnya”, ujar Kepala BMPD Bengkulu Selatan dengan rawut wajah kecewa.
Sementara Aslan Hasibuan sebagai aktivis pemerhati pembangunan Bengkulu Selatan, merasa kecewa dengan penundaan Pilkades tahun 2020 di kabupaten Bengkulu Selatan, yang disebabkan tidak konsistennya pihak DPRD di daerah ini.
“Saya selaku warga bengkulu selatan sangat kecewa dengan ketidak konsistenannya anggota DPRD Bengkulu Selatan, dimana anggaran pilkades yang sudah disepakati bersama sebesar Rp. 740 Juta, berubah lagi menjadi Rp. 515 juta, hingga kini saya masih bertanya – tanya kenapa pihak DPRD melemparkan bola panas ini sementara pemilihan kepala daerah sudah dekat.
Terkait perubahan anggaran yang sudah disepakati tersebut, saya menduga ada kaitannya dengan politik mengingat sebentar lagi pilkada juga akan digelar, siapa yang diuntungkan dan dirugikan dengan molornya pilkades ini, pasti ada stigma buruk dari masyarkat, akan tetapi kalau benar dugaan saya ini maka alangkah tegahnya demi kepentingan politik dapat mengorbankan kepentingan masyarakat desa, mudah – mudahan dugaan saya ini salah,” tutup Aslan Hasibuan.
Editor: Redaksi