Laporan : Edi Yanto
Sabtu, 4 Mei 2019
Kilas, Bengkulu – Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Barat (Sumbar) Nasrul Abit kunjungi Provinsi Bengkulu, pada hari sabtu (4/5/2019), serahkan bantuan 1 ton rendang untuk korban bencana banjir dan longsor di Bengkulu, pada 27 April 2019 yang lalu. Bencana tersebut menyebabkan 24 korban meninggal dunia, 4 dinyatakan hilang. 13 ribu warga mengungsi dan 12 ribu terdampak.
Disamping itu Nasrul juga mengatakan, kabupaten kepulauan Mentawai Sumatera Barat, diintai gempa maha dahsyat bermagnitudo 8,9.
Ini menjadi peringatan untuk selalu waspada karena dampaknya mampu mencapai kawasan pesisir termasuk Provinsi Bengkulu.
Nasrul Arbit mengatakan, pernyataan itu berdasarkan pendapat 5 ahli gempa Jepang dengan fokus penelitian Pulau Mentawai di Sumatera Barat.
“Berdasarkan pendapat 5 ahli gempa jepang Saat ini, gempa maha dahsyat masih mengendap di 20 mill Kepulauan Mentawai. Tepatnya, di Samudera Hindia. Jika gempa maha dahsyat itu terjadi, akan menyebabkan gelombang tsunami setinggi 12 meter,” kata Nasrul saat mengunjungi Bengkulu di kantor BPBD Provinsi Bengkulu.
Gelombang tsunami itu bisa menyapu kawasan di pesisir barat Sumatera. Termasuk, Kabupaten Mukomuko dan Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu.
Perlu diwaspadai dan diantisipasi jika gelombang tsunami terjadi kecepatannya diperkirakan mencapai 827 kilometer.
”Berdasarkan Prediksi Lima ahli gempa dari Jepang ke Mentawai, gempa yang masih mengendap. Kekuatannya diperkirakan 8,9 SR. Tapi, kalau gempa sering terjadi gempa besar itu tidak akan terjadi. Kita harus mempersiapkan diri,” kata Nasrul.
Prediksi tersebut lanjut Asrul, menjadi sinyal untuk waspada bagi warga masyarakat Sumatera Barat dan Provinsi Bengkulu, terutama yang berada di tepi pesisir barat Sumatera termasuk masyarakat yang berada di radius 2,5 kilometer dari bibir pantai harus mengungsi.
”Jika gempa berpotensi tsunami itu terjadi, mau tidak mau sampai juga ke Mukomuko. Pantai barat ini mesti waspada terutama gempa dan tsunami. Kita berdoa agar gempa ini tidak terjadi. Di Sumatera Barat, kita sudah sampaikan jika terjadi gempa selama 30 detik maka masyarakat harus mengungsi,” terang Nasrul.
Terkait hal tersebut, terang Nasrul, masyarakat baik orangtua, dewasa, remaja maupun anak – anak musti diberikan edukasi. Gempa berdampak gelombang tsunami ini merupakan peringatan dini bagi masyarakat agar selalu dapat waspada, tutupnya.
Editor : Redaksi