Laporan : Edi Yanto
Jum’ at, 22 Februari 2019
Kilas, Bengkulu Utara – Akibat Irigasi Jebol pada era Pemerintahan Bupati Ir. H. Mian di Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu, petani padi sawah, mengeluh dan mengalami kekeringan selama 9 bulan. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, lahan persawahan mereka, akhirnya ahli fungsi, menjadi Lahan kering dan ladang jagung serta ubi.
Lahan persawahan Seluas kurang lebih 240 Hektar, milik warga masyarakat daerah Kecamatan Kerkap, saat ini dipenuhi dengan pohon jagung dan juga ubi. Ini bentuk usaha warga, untuk tetap bertahan hidup dan mendapatkan penghasilan demi memenuhi kebutuhan keluarga. Setelah sawah mereka tidak dapat lagi dialiri oleh air akibat irigasi jebol.
Hal ini disampaikan oleh Roniawati, salah satu warga desa Purbo Lubuk Durian , kepada Awak media, yang sawahnya juga beralih fungsi, menjadi ladang jagung, ia mengeluh lantaran penghasilan yang didapat dari bertani jagung berbeda dengan saat bertani padi.
Menurutnya, pada saat panen padi, beras hasil panen selain bisa dijual dan juga bisa dikonsumsi untuk keluarga tanpa perlu membeli beras lagi.
“Kalau kita sudah panen jagung, kita mesti beli beras lagi. Dan hasilnya juga tidak sebanyak saat panen padi, kalau panen padi bisa kami konsumsi. Hasil penjualannya bisa kami belikan kebutuhan lain, kalau jagung kan tidak,” ungkap Roniawati.
Hal senada juga disampaikan oleh Santo, kepada awak media, ia berharap agar pemerintah daerah maupun provinsi dapat memperhatikan keadaan warga disini, dan segera memperbaiki bendungan irigasi tersebut. Karena irigasi ini sangat penting untuk kebutuhan warga yang mayoritas petani padi sawah.
“Aliran irigasi itu penting untuk warga disini. Kalau itu kering, aktivitas disini bisa dikatakan lumpuh, dan warga menjadi kesulitan. Karena disini mayoritas warganya bekerja sebagai petani padi,” tutup Santo.
Editor : Redaksi