Laporan : Edi Yanto
Minggu,17 February 2019
Kilas, Bengkulu – Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia Muhammad Jusuf Kalla, pada Minggu, (17/2/2019) secara resmi telah menutup pelaksanaan Sidang Tanwir Muhammadiyah, yang telah berlangsung dari tanggal 15 sampai 17 Februari 2019 di Bengkulu.
Prosesi penutupan Sidang Tanwir yang mengambil tema “Beragama yang Mencerahkan,” berlangsung di halaman Gedung Balai Semarak Bengkulu, dihadiri Gubernur Rohidin Mersyah, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah – FKPD, sejumlah pejabat negara dan daerah, serta jajaran Muhammadiyah, dengan ditandai pemukulan Dhol.
Arahannya, Wapres Jusuf Kalla memberikan apresiasi dari lembaga Muhammadiyah yang terus berkontribusi terhadap bangsa dan negara ini.
Melalui momen Tanwir ini mengajak seluruh elemen masyarakat agar bersama-sama, dalam meningkatkan kehidupan berbangsa dan bernegara, meski antara keimanan dan ekonomi masih perlu ditingkat lagi, dengan tetap mengacu pada Pancasila dan Kebhinekaan
“Apapun yang dihasilkan dalam Tanwir ini bisa memberikan pencerahan bagi umat, terutama dalam memperbaiki tata nilai dalam kehidupan sehari-hari bagi seluruh elemen masyarakat Indonesia,” kata Wapres.
Sementara Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyampaikan, kehadiran Wapres Jusuf Kalla ke Bengkulu memang sangat dinantikan.Dimana kunjungan ini sangat berarti bagi masyarakat Bengkulu dan bagi peserta Tanwir Muhammadiyah tahun 2019 ini.
“Saya atas nama pemerintah dan masyarakat Provinsi Bengkulu, menyampaikan ucapan selamat datang kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Jusuf Kalla beserta rombongan. Kehadiran Wapres ini sudah kita tunggu-tunggu sejak beberapa hari laludan penantian terpenuhi pada hari ini,” ungkapGubernur.
Selain itu Rohidin berharap, dengan pelaksanaan Tanwir Muhammadiyah dapat bermanfaat, tidak hanya bagi Muhammmadiyah saja, tapi juga bagi masyarakat Indonesia.
“Kita sebagai tuan rumah tentu saja keputusan yang telah diambil dalam Tanwir, menjadi tanggungjawab kita untuk mengimplementasikannya, sehingga manfaatkannya dirasakan masyarakat,” terangnya.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menjelaskan, pihaknya telah mengeluarkan beberapa rekomendasi, yakni, menjadikan Agama,pancasila, dan kebudayaan luhur sebagai fondasi nilai dan sumber inspirasi yang mendasar dalam mewujudkan kebijakan strategis negara serta arah moral-spiritual bangsa.
Kemudian menegakkan kedaulatan negara di bidang politik, ekonomi, dan budaya termasuk dalam pengelolaan sumberdaya alam melalui kebijakan-kebijakan strategis yang pro-rakyat dan mengutamakan hajat hidup bangsa.
Lalu mengatasi kesenjangan sosial-ekonomi secara progresif dengan kebijakan yang berani dan tidak merugikan hajat hidup mayoritas rakyat.
“Kita juga meminta Pemerintah melakukan rekonstruksi pendidikan dan pembangunan sumberdaya manusia berbasis pada karakter bangsa, untuk menjadikan Indonesia unggul dan berdaya-saing tinggi. Selanjutnya menjalankan pemerintahan dengan prinsip negara hukum, termausk melakukan kebijakan reformasi birokrasi yang progresif dan sistemik dengan prinsip good governance serta birokrasi pemerintahan untuk semua rakyat, termasuk penataan kembali pelaksanaan kebijakan kesehatan, penguatan organisasi kemasyarakatan dan civil society,” tutupnya
Editor : Redaksi