MINGGU 4 FEBRUARI 2018
Kilas Bengkulu Utara – Jembatan penghubung antara Desa Lubuk Gading dan Desa Tanjung Agung Kecamatan Tanjung Agung Palik (TAP) Kabupaten Bengkulu Utara yang ambruk pada tahun 2016 silam, belum mendapat perhatian dari pemerintah daerah setempat. Sekalipun pernah didatangi oleh sejumlah anggota dewan dari Komisi III, hingga kini belum juga ada realisasi pembangunannya.
Pasca ambruknya jembatan tersebut, masarakat pernah melakukan perbaikan secara swadaya dengan menggunakan material seadanya yakni batang pohon kelapa. Namun tidak bertahan lama, sekitar awal maret 2017 hasil kerja keras warga desa tersebut kembali porak poranda diterjang banjir.
Menurut Kepala Desa Lubuk Gading, Yarman Zori, jembatan sepanjang 12 meter itu merupakan akses penghubung sejumlah desa, diantaranya Tanjung Agung, Lubuk Gading, Ketapi, Lubuk Sematung, Pukur, Lubuk Tanjung hingga tembus ke jalan utama di Kecamatan Lais.
“Kami ingat betul, pada saat ambruknya jembatan tersebut, Bupati BU Ir Mian langsung datang ke lokasi, dan menjanjikan akan dibangun secepatnya. Kenyataannya sekarang sudah tahun 2018, wujud dari janji tersebut belum ada,” kata Kades, kepada awak kilasbengkulu.com, Sabtu.
Sejumlah warga masarakat, kata Yarman, telah berniat melakukan aksi untuk menuntut janji yang diucapkan Bupati kala itu. Oleh dia ditahan dan diberi pengertian mungkin pada tahun ini jembatan yang ambruk akan dibangun.
“Saat ini masarakat hanya dapat melintasi jembatan darurat yang dibangun secara swadaya oleh warga masarakat, dan dananya dibantu oleh Heliyanto Hazadin. Sehingga dapat dilalui, namun hanya sebatas kendaraan roda dua,” tutur Yarman.
Sementara itu, Wakil Ketua I DPRD BU, H Bambang Irawan memastikan bahwa pihaknya telah berupaya untuk merealisasikan pembangunan jembatan tersebut melalui anggaran APBD tahun ini.
“Jika tidak dicoret, pembangunan jembatan Lubuk Gading telah kita anggarkan dalam APBD tahun ini. Namun kepastiannya belum saya cek lagi,” kata Bambang.
Laporan : Ediyanto
Editor : Thahar