Kilas Bengkulu Lebong – Benar-benar memilukan hati melihat kondisi masarakat Dusun Sawah Desa Mangku Rajo, lantaran jalan menuju kesekolah rusak parah, anak-anak mereka tidak dapat melanjutkan sekolah. Pasalnya jarak SMP sekitar 15 Km dari desa mereka dan harus melintasi jalan jika hujan dapat dikatakan bagaikan kubangan kerbau ditambah lagi banyaknya tanjakan terjal.
“Bagaimana mau melanjutkan sekolah, jarak sekolah SMP di desa tetangga dari desa kami sekitar 15 Km, sementara kondisi jalan dapat dilihat sendiri. Jadi anak-anak tamatan SD disini lebih memilih ikut orang tuanya bekerja di tambang,” tutur Nedi kepada awak media ini Minggu (13/08).
Dengan kondisi jalan seperti itu, lanjut Nedi, untuk menjual hasil pertanian warga setempat juga harus membayar ongkos angkutan yang sangat tinggi, akibatnya penghasilan warga menjadi sangat rendah sehingga mempengaruhi kondisi ekonomi masarakat desa secara keseluruhan yang rata-rata berprofesi sebagai petani.
“Di desa ini ada sekolah dasar, muridnya sekitar 12 orang dengan tenaga guru pengajar 7 orang, namun anak-anak kami hanya dapat menempuh pendidikan sebatas SD itu saja, setelah itu berhenti karena tidak mungkin pulang pergi sekolah SMP berjarak belasan kilometer melintasi jalan rusak parah seperti sekarang,” keluh Dia menambahkan.
Kondisi itu diakui oleh anaknya, Anggi (12), kata Dia teman-teman seusianya banyak yang putus sekolah dan memilih membantu orang tuanya bekerja di tambang emas Lebong Simpang.
Pantauan awak media ini, akses jalan lintas Curup-Muara Aman tergolong baik sampai ke areal perkebunan. Setelah habis areal perkebunan tersebut menuju Dusun Sawah kondisinya sangat parah hanya kendaran jenis tertentu saja dapat melintasinmya, diperkirakan hanya sekitar 3-4 Km.